Tuesday, October 15, 2013

Perkembangan Android di Indonesia



Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi menyebabkan semakin banyak orang mengerti akan pentingnya fungsi komputer dalam membantu pekerjaan mereka. Saat ini perkembangan komputer telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang diantaranya bidang Politik, Ilmu Pengetahuan, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Kesehatan. Perkembangan teknologi informasi, selain perkembangan aplikasi desktop pada komputer juga meliputi perkembangan aplikasi mobile. Seperti yang kita ketahui saat ini, kebutuhan manusia tidak pernah terbatas seperti kebutuhan komunikasi salah satunya. Sehingga, handphone yang kita kenal sebagai alat telpon (komunikasi) genggam semakin berkembang pesat dengan aplikasi-aplikasi terbaru dan bermanfaat untuk kebutuhan manusia di saat ini.

Semakin berkembang aplikasi mobile maka, terciptalah sebuah sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobile berbasi linux yaitu android. Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. yang kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005. Dalam usaha untuk mengembangkan Android, pada tahun 2007 dibentuklah Open Handset Alliance(OHA), sebuah konsorsium dari beberapa perusahaan dengan tujuan untuk mengembangkan standar terbuka untuk perangkat mobile. Kelebihan dari android sendiri bagi para pengembang aplikasi mobile adalah dengan software Development Kits (SDK) yang lengkap, dilengkapi dengan emulator yang membantu untuk menguji coba aplikasi yang dibuat serta dokumentasi yang lengkap. Serta tidak ada biaya lisensi untuk memperoleh SDK ini. Android merupakan pilihan yang tepat untuk pengembang.

Selain dari segi pengembang aplikasi mobile, android juga mempunyai kelebihan dari sisi pengguna android (user). Android menawarkan sebuah lingkungan yang berbeda untuk pengembang. Setiap aplikasi memiliki tingkatan yang sama. Android tidak membedakan antara aplikasi inti dengan aplikasi pihak ketiga. API yang disediakan menawarkan akses ke hardware maupun data-data ponsel sekalipun, atau data system sendiri. Bahkan pengguna dapat menghapus aplikasi inti dan menggantikannya dengan aplikasi pihak ketiga. Disinilah yang membuat OS android berbeda dengan OS mobile lainnya. User dapat dengan mudah mendapatkan berbagai aplikasi yang uptodate,hanya tinggal mendownload saja. Sehingga user dapat dengan leluasa menggunakan aplikasi pihak ketiga. Contohnya ada beberapa aplikasi yang sudah siap untuk di download oleh user android seperti mapping, pariwisata, cara memasakdengan resep jitu dll. Aplikasi-aplikasi tersebut merupakan aplikasi pihak ketiga yang dikembangkan oleh pengembang menggunakan android. Jadi android mempunyai kelean bagi bihara pengembang aplkasi-aplikasi mobile (aplikasi pihak ketiga) dan juga sebagai pengguna mobile android dapat dengan mudah mendapatkan berbagai aplikasi pihak ketiga tersebut. Cukup dengan mendownload nya di tempat browser yang tersedia di mobile tersebut.
Berdasarkan kelebihan android seperti yang telah di sebutkan di atas maka, kini saya akan membahas perkembangan android khusus di Negara Indonesia yaitu, pasar Android di Indonesia akan berkembang seiring dari banyaknya operator selular dan Produsen smartphone gencar menyuarakan Open source Android.
Pangsa Pasar smartphone Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah dan mempunyai featAtasyang lengkap sesuai dengan karateristik dari masyarakat Indonesia
Saat ini kita bahas salah satu operator yang gencar menyuarakan android yaitu Indosat. Pada bulan Maret lalu Indosat melakukan road show di 7 kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Jogyakarta, Malang, Surabaya, dan Makassar. Indosat memperkenalkan Teknologi smartphone yang mempermudah komunikasi, tampilan yang menarik, serta aplikasi yang mudah dioperasikan. Dalam Road Show ini Indosat juga melakukan seminar dan edukasi kepada pengunjung. Dalam seminar ini, pengunjung bisa lebih mengetahui apa itu Android, sejarah, kelebihan serta platform dan variasi aplikasi yang dimiliki. Apa yang dilakukan Indosat akan diikuti oleh operator selular lain yang melihat potensi dan peluang bisnis dari Open Source Android ini.

Disamping operator selular yang gencar, banyaknya komunitas programmer yang menyuarakan Android membuat perkembangan Andorid di sini menjadi cepat. Seperti komunitas Android-Indonesia
Pada saat ini, perkembangan android di Indonesia dipengaruhi oleh banyaknya smartphone yang telah beredar di Indonesia dan keinginan berbagai produsen smartphone tersebut untuk memangkas biaya produksi sehingga menghasilkan produk smartphone yang berkualitas dan mempunyai harga jual yang lebih terjangkau daripada menggunakan OS yang lainnya. Persebaran smartphone berandroid di Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah dan mempunyai feature yang lengkap sesuai dengan karateristik dari masyarakat Indonesia.

Penyebab mengapa Android dapat berkemban cepat di Indonesia.
1. Update rutin
Android selalu melakukan update secara terus menerus, melakukan perbaikan perbaikan berbagai bugs dan penambahan fitur yang menjadikan OS semakin lebih bagus dari versi sebelumnya.
2. Open source
Android adalah OS open source yang gratis jadi dilihat dari segi harganya akan lebih murah daripada smartphone yang ber OS tidak gratis, disamping itu OS android memungkinkan para programmer programmer untuk mengembangkan atau membuat aplikasi berbasis Android.
3. Didukung oleh Vendor Kelas Atas
Dukungan penuh dari vendor-vendor kelas atas seperti Samsung, HTC, Motorola dll dalam menghasilkan smartphone yang berkelas akan membantu menaikkan pamor android.
4. Merek Google
Reputasi Google yang tidak diragukan lagi menjadi keunggulan tersendiri bagi Android. Hal ini membuat konsumen yakin bahwa OS Android adalah OS yang benar benar bagus dan berkualitas.
5. User Friendly
Teknologi layar sentuh, membuat mudah dalam penggunaannya serta didukung oleh tampilan yang menarik.

Prospek Perkembangan Luar Biasa Android di Indonesia
Sekitar dua tahun yang lalu ketika pertama kali telepon genggam berbasis Android resmi masuk di Indonesia, harganya masih sangat mahal dan produknya pun masih langka. Sekarang keadaannya sudah sangat berbeda. Banyak vendor baik lokal maupun luar memasarkan berbagai macam handset berbasis Android di Indonesia. Harga dan jenisnya pun bervariasi, mulai dari yang low-end, berharga di bawah Rp 1 juta, hingga yang high-end dengan harga di atas Rp 5 juta.Fenomena yang menarik adalah handset Android yang berharga murah. Dengan masuknya berbagai jenis handset murah berbasis Android di Indonesia, Android makin menyentuh para konsumen yang berdaya beli rendah seperti mahasiswa. Masyarakat pun sekarang makin mudah untuk mencoba berbagai teknologi baru yang disajikan oleh Android karena harganya yang makin terjangkau dan jenisnya yang semakin beragam.
Handset Android dengan segala daya tariknya berpotensi menggeser pasar telepon genggam yang ada di Indonesia saat ini. Bukan tidak mungkin produk ini akan menjadi handset “sejuta umat” berikutnya di Indonesia.Hal ini tentu membuka peluang baru bagi para pengembang aplikasi mobile yang ingin menargetkan kepada pasar lokal. Ditambah dengan dukungan sistem pembayaran aplikasi berbayar serta berbagai jenis jasa mobile advertising yang tersedia, para pengembang aplikasi mempunyai banyak opsi untuk menjual aplikasi Android yang mereka kembangkan.
Kesempatan untuk menghasilkan pemasukan dari mengembangkan aplikasi Android pun semakin terbuka lebar bagi para pengembang lokal. Salah satu kesempatan baik yang bisa dimanfaatkan untuk menjual dan memperkenalkan karya mereka ke dunia luar adalah dengan mengikuti berbagai kompetisi. Salah satu yang sedang berlangsung saat ini adalah kompetisi pengembangan aplikasi Android yang diselenggarakan IDBYTE bersama Qualcomm dan HTC, “IDBYTE Android Mobile Applications Development Competition”.Kompetisi ini mengajak para pengembang aplikasi mobile lokal, terutama yang berbasis Android, untuk mengajukan karya terbaik mereka terutama yang bertema pariwisata. Para pengembang aplikasi Android lokal bisa memanfaatkan momentum ini untuk membuat dan memasarkan aplikasi mereka ke pasar yang lebih luas. Yang diperlukan hanyalah kemauan, kerja keras, dan kreativitas, sehingga momentum ini bisa dioptimalkan demi kemajuan industri digital Indonesia
Android dan Peluang Bagi Para Pengembang Aplikasi Lokal
Popularitas Android terus bertumbuh, bukan hanya dari jumlah perangkat yang mengadopsi platform ini, tetapi juga para operator telekomunikasi yang mulai memberikan fokus yang lebih pada platform opensource yang dikembangkan Google ini.
Beberapa waktu yang lalu, Kompas memuat artikel yang memberitakan bahwa kini Telkom dengan produk Flexi mereka akan mulai menyasar para konsumen yang tertarik dengan Android, dengan menyediakan Android untuk pengguna CDMA pertama yang bekerjasama dengan beberapa vendor ponsel lewat sistem bundling.
Kompas juga menuliskan bahwa, Flexi menggandeng 150 mitra penyedia konten dan akan meluncurkan Flexi Market yang nantinya bisa ditemukan di Android Market. Aplikasi ini dikabarkan akan dirilis bulan September ini.
Melihat perkembangan ini, saya mencoba melakukan wawancara via email dengan Agus Hamonangan, sebagai founder dari ID-Andorid, untuk melihat bagaimana pandangan beliau atas perkembangan dari Flexi ini, dan secara keseluruhan tentang perkembangan yang terjadi di komunitas pengembang Android di Indonesia.

Tentang Android Flexi (kita sebut saja demikian), Agus Hamonangan mengatakan bahwa, perkembangan ini akan sangat baik untuk menunjang perkembangan pengembang Android lokal dan memenuhi kebutuhan aplikasi dengan rasa lokal yang dibutuhkan oleh pengguna, perkembangan yang dilakukan Flexi ini adalah sebuah peluang dan juga tantangan, “sebab aplikasi yang ada di android market kebanyakan gratis, para pengembang lokal harus bisa menemukan bisnis model yang menarik dan menguntungkan”.
Model bisnis bisa menjadi hal yang serius bagi para pengembang, produk yang dikembangkan oleh para pengembang tentu harus diganti dengan pemasukan untuk membiayai produksi pengembangan aplikasi lain, model usaha yang biasanya dijalankan oleh pengembang antara lain, aplikasi yang bersifat gratis bisa berperan sebagai portofolio untuk mengejar proyek yang didasarkan dari keahlian para pengembang atas aplikasi yang mereka kembangkan atau dengan sistem mobile advertising.
Ditambahkan juga oleh Mas Agus bahwa semakin menjamurnya platform Android di tanah air, maka akan dibutuhkan aplikasi lokal yang memang khusus dibuat oleh pengembang lokal, dimana pengembang lokal ini harus siap bersaing juga dengan pengembang dari luar negeri.

Untuk masalah konsumen juga memberikan persoalannya tersendiri, beberapa kali saya sendiri diberi pertanyaan oleh teman-teman disekitar saya tentang apa itu Android dan apa keunggulan yang ditawarkannya, ini menjelaskan bahwa konsumen ternyata belum semuanya paham tentang keungulan dan layanan yang ditawarkan oleh Andorid.
Untuk permasalahan ini, Mas Agus mejelaskan bahwa, “mungkin mindset kebanyakan masyarakat kita selama ini adalah opensource itu susah, ribet, dll. Untuk itulah dibutuhkan sosialisasi Android yang melibatkan 4 pihak: Google, vendor ponsel, operator/telco, komunitas ID-Android.”
Lalu bagaimana dengan perkembangan developer Android lokal sekarang ini, dan hubungannya tentang pendapatan yang mereka dapatkan? Mas Agus menjelaskan bahwa tantangan yang harus dihadapi oleh pengembang aplikasi lokal adalah, apakah mereka siap atau tidak untuk menghadapi pengembang luar yang aplikasinya keren dan juga gratis.
“Hemat saya developer lokal harus mulai dari dalam, artinya bikin aplikasi lokal yang berguna bagi user Indonesia. Baru bikin aplikasi yang global dan keren, agar siap beradu di pasar aplikasi global. Bisnis modelnya kedepan adalah “MOBILE ADVERTISING” yang bisa jalan disetiap aplikasi yang kita bikin.”
Mas Agus juga menjelaskan bahwa peluang bagi pengembang aplikasi lokal juga masih terbuka lebar, baik di pasar lokal maupun international, tetapi tidak terlepas juga dari tantangan serta kesulitan yang biasanya muncul bagi pengembang lokal, berikut penjelasan Mas Agus:
1. Untuk aplikasi yang ditaruh di Android market, tantangannya adalah belum adanya payment gateway dari Indonesia, sehingga kita hanya bisa download aplikasi gratis.
2. Untuk aplikasi yang ditaruh di “local app store” kurang menariknya pembagian. Share hasil penjualan aplikasi, para developer lokal kebagian kecil sekitar 50%, Operator 30% dan CP 20%. Harusnya peran Content Provider (CP) ditiadakan, langsung saja local app storel itu diurus operator, sehingga pembagian bisa 80% untuk pengembang dan 20% untuk Operator.

Masih berhubungan dengan konsumen, meski sudah banyak pendekatan langsung pada konsumen, baik itu yang dilakukan oleh vendor ponsel, perusahaan telekomunikasi ataupun para pengembang sendiri, memang masih butuh waktu bagi Android bisa dikenal dan terutama digunakan oleh masyarakat yang lebih luas.
Beberapa hari yang lalu saya mencoba untuk memperhatikan toko-toko penjualan ponsel di salah satu pusat pertokoan ponsel di Bandung, beberapa ‘hiasan’ atau banner iklan di toko-toko tersebut masih didominasi oleh pajangan atau iklan BlackBerry, yang memang kini menjadi ponsel populer, namun dominasi ini sepertinya akan mulai berubah, salah satunya adalah dengan akan semakin banyak muncul ponsel-ponsel Android yang menyasar pengguna menengah-bawah, dan tentu saja komunitas para pengembang juga akan memegang peranan penting, seiring dengan tren kedepan perangkat bergerak dan telekomunikasi yang akan menitikberatkan pada konten, bukan lagi tarif telepon.